Selasa, 13 Oktober 2009

TARI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ANAK

TARI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ANAK
Seni merupakan ungkapan ekspresi jiwa dari pelakunya. Untuk memahami seni secara utuh tidak dapat lepas dari faktor-faktor pendukung yang akan membentuk karakteristik seni itu sendiri. Ungkapan ekspresi yang ada dalam seni secara umum akan terkait dengan tingkat emosional dari pembuat ataupun pelakunya. Oleh sebab itu akan sangat berbahaya jika memberikan materi seni kepada anak tidak mempertimbangkan faktor psikologis dan tingkat perkembangan anak.
Dari sinilah kita berasumsi bahwa pendidikan tari untuk anak itu sangat perlu. Fenomena penyimpangan perilaku anak terhadap lingkungan, misalnya mencat rambut, corat-coret tembok, dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa dalam proses pendidikan telah terjadi miss komunikasi yang semakin jauh antara siswa (anak) dengan guru (orangtua). Pendekatan personal kepada anak memalui sektor seni sangat perlu dan akan banyak membantu memecahkan masalah yang terjadi terkait dengan kesenjangan komunikasi.
Strategi yang perlu ditempuh untuk antisipasi ke depan adalah memperkenalkan seni pada anak sedini mungkin. Seni tari dalam hal ini sebagai salah satu cabang seni yang akan kita jadikan media untuk membentuk sikap perilaku anak.
II. Memperkenalkan Tari pada Anak
Bagaimana teknik memperkenalkan tari pada anak yang tepat, sehingga anak tidak jenuh untuk mempelajarinya . Hal ini harus kita pahami secara utuh apa tari itu, bagaimana menari itu, untuk siapa tarian itu, dan di mana kita menari.
Empat hal inilah sebagai dasar untuk pengenalan tari kepada anak. Pemahaman awal sangat perlu, sehingga tari tidak hanya dianggap sebagai
keterampilan ansich. Anggapan sementara pihak yang mengatakan bahwa pelajaran tari hanya sebagai pelajaran praktek tidak beralasan, karena kenyataan tari juga memiliki latar belakang sejarah yang sangat kompleks terkait dengan perjalanan budaya suatu bangsa. Namun yang lebih penting guru harus mampu menunjukkan bahwa tari adalah salah satu sumber pendidikan yang efektif diterapkan untuk anak.
Pelajaran tari bukan bertujuan untuk mempelajari sikap gerak saja, namun juga sikap mental, kedisiplinan, sehingga pendidikan tari itu menjadi media pendidikan.
Dalam bukunya tentang Pendidikan Ki Hadjar Dewantara menyebutkan bahwa tari anak-anak akan memberi pengaruh terhadap ketajaman pikiran, kehalusan rasa dan kekuatan kemauan serta memperkuat rasa kemerdekaan. Rudolph Steiner menyebut bahwa pengaruh ritme atau wiromo dalam iringan tari akan dapat digunakan sebagai media untuk mencapai budipekerti yang harmonis.
Dari dasar-dasar tersebut dapat ditunjukkan bahwa pendidikan tari adalah sarana bagi usaha pembentukan pribadi anak. Hal ini mengingat usia anak-anak di tingkat Sekolah Dasar secara umum haus akan ekspresi, hal ini harus disalurkan dalam pendidikan kesenian, sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam penuangan ekspresi ketika anak SD itu menginjak sekolah lanjut. Di sinilah pentingnya pelajaran kesenian dipahami sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia.
Guru (SD) dalam hal ini memiliki peran sangat vital untuk membentengi atau membuat filterisasi pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Seni sebagai bagian dari isi kebudayaan merupakan ungkapan ekspresi jiwa dari pelakunya, terbukti mampu mengakumulasikan beberapa keteladanan yang dituangkan dalam makna-makna simbolis lewat berbagai medium, salah satunya adalah gerak.
Untuk memahami seni secara utuh tidak dapat lepas dari faktor-faktor pendukung yang akan membentuk karakteristik seni itu sendiri. Ungkapan ekspresi yang ada dalam seni secara umum akan terkait dengan tingkat
emosional dari pembuat ataupun pelakunya. Oleh sebab itu akan sangat berbahaya jika memberikan materi seni kepada anak tidak mempertimbangkan faktor psikologis dan tingkat perkembangan emosional anak.
III. Materi Gerak Dasar Tari untuk Anak
Sebelum membicarakan materi gerak dasar tari untuk anak, perlu kiranya diketahui lebih dulu tujuan tari itu diberikan kepada anak, sehingga visi dan misi pembelajaran tari kepada anak dapat tercapai.
Umum:
a. Penanaman dan pemupukan jiwa berkebudayaan nasional dalamarti luas.
b. Penanaman dan pengembangan rasa estetis kepada murid
c. Memberi bimbingan kemampuan anak mengungkapkan rasa estetisnya
d. Tercapainya ketajaman cipta, halusnya rasa, kuatnya kemauan serta kemerdekaan jiwa.
Khusus:
a. Memberi tempat penyaluran ekspresi gerak
b. Membina apresiasi seni
c. Memberi kecakapan dasar-dasar gerak tari
Dari tujuan tersebut jelas bahwa tujuan mempelajari gerak tari bukan merupakan prioritas utama. Namun yang lebih penting adalah aspek di balik pelajaran tari kaitannya dengan masalah budi pekeri dan perilaku anak.
Untuk itulah anak jangan dipaksakan menerima materi yang tidak sesuai dengan tingkat usia yang dimiliki. Hal ini akan sangat berbahaya bagi perkembangan psikologis anak dalam menapak masa depan. tari dalam tataran ini harus mampu merangsang dan mengembangkan imajinasi serta memberikan kebebasan bagi anak-anak untuk menemukan sesuatu (Murgiyanto, 1993: 22)
Materi tari untuk anak dapat kita klasifikasikan sebagai berikut:
1. Tari yang disusun berdasarkan permainan anak keseharian (dolanan)
2. Tari yang disusun atas dasar teks lagu
3. Tari yang disusun atas dasar lagu
4. Imitasi gerak dalam kehidupan sehari-hari
(Empat tahapan tersebut untuk kelas I s/d III SD)
5. Imitasi tari tradisional
6. Tari tradisional yang disesuaikan dengan jiwa anak
7. Tari tradisional yang disesuaikan dengan kemampuan anak
(Kategori ini lebih tepat untuk kelas IV s/d VI SD).
Bagaimana mengajarkan tari untuk anak yang efektif ? Kita perlu memahami pembatasan kelas dan usia anak. Ini sangat perlu diketahui. Untuk memberikan materi kelas I s/d III kita dapat menerapkan sistem pelajaran imitasi (menirukan) gerak bebas dengan mengutamakan ketepatan irama. Baru kemudian menirukan gerak dengan ketepatan gerak. Dan terakhir adalah improvisasi secara bebas.
Untuk kelas IV s/d VI, secara umum metode di atas dapat diterapkan, namun dengan penekanan pada unsur kualitas gerak.
IV. Kesimpulan
Apapun bentuk ungkapan yang diberikan guru pada anak untuk berekspresi secara bebas merupakan langkah awal membentuk pribadi anak. Pelajaran kesenian (tari) untuk anak sejak dini akan dapat membentengi anak dari pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Perilaku anak setelah dewasa akan sangat ditentukan oleh perjalanan kehidupan anak ketika masih kanak-kanak hingga Sekolah Dasar. Dengan manfaat itulah menjadi jelas bahwa misi belajar tari tidak sekedar belajar keterampilan gerak, namun lebih dari itu belajar tari memiliki visi jauh ke depan untuk belajar mengolah rasa pribadi dengan filsafat keindahan yang terdapat dalam tari.
Kalaupun nasib (posisi) pelajaran tari di sekolah Dasar saat ini masih sangat memprihatinkan atau masih dipandang sebelah mata, tidaklah perlu dikhawatirkan, karena tari tidak akan mati, selama manusia ini masih ada. Untuk itulah bagi guru-guru kesenian di Sekolah Dasar harus tetap optimis dengan upaya kreatif, dalam mengantarkan masa depan anak dengan kemampuan masing-masing. Semoga berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar